Kamis, 07 April 2022

MEMAHAMI MATA KULIAH METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUALITATIF BAGIAN A

Assalamuallaikum wr wb.. 

Hallo Apa kabar teman-teman semuanya berjumpa lagi dengan saya Salwa Tuq Sadiah mahasiswi semester 6 Stisipol Candradimuka Kota Palembang. Senang sekali pada semester akhir diperkuliahan kali ini saya terlihat lebih sering menulis blog tentang perkuliahan khususnya terkait Mata Kuliah Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, semoga dengan berbagai tulisan saya pada blog ini dapat bermanfaat bagi teman-teman semua.

Jika pada artikel sebelumnya saya membahas tentang hal-hal yang harus diperhatikan pada Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif, pada artikel kali ini saya akan memberikan rangkuman materi Metode Penelitian Kualitatif yang bisa teman-teman jadikan sebagai referensi belajar. Didalam memahami materi ini terdapat 2 buku yang saya baca akhir-akhir ini yaitu Buku pertama Buku Teori-teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian Kualitatif karya Dr. Zikri Fachrul Nurhadi, M.Si dan buku kedua yaitu Buku Etnografi Virtual Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di Internet karya Nasrullah Rulli.

Dari kegiatan membaca materi yang sudah diberikan Dosen Ibu Sumarni Bayu Anita S.SOS M.A pada Google Classroom serta saya juga membaca 2 buku yang saya sebutkan diatas, saya merangkum hal-hal yang saya pahami tentang mata kuliah ini, semoga rangkuman saya bisa mudah dipahami oleh teman-teman semuanya.

1) Studi Kasus

Menurut materi yang saya baca, Studi Kasus didefinisikan oleh Tellis sebagai metode penelitian yang memiliki unit analitis yang lebih mengacu pada tindakan individu atau lembaga dibandingkan dengan diri individu maupun lembaga itu sendiri. Studi Kasus lebih berfokus pada tindakan atau perilaku yang dihasilkan. Terdapat 5 tradisi penelitian yang diungkapkan oleh Creswell didalam bukunya yang berjudul “Qualitative Inquiry And Research Design” yaitu biografi, fenomenologi, grounded theory study, studi kasus dan etnografi.

Namun, definisi yang lebih teknis tentang Studi Kasus yakni dikemukakan oleh Yin (1996) menyatakan bahwa Studi Kasus adalah pencarian pengetahuan secara empiris yang menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata. 

Studi Kasus memiliki 2 Golongan, Pertama Studi Kasus yang bersifat Kuratif yang disebut Studi Kasus Retrospektif dan Kedua Studi Kasus Prospektif. Untuk melakukan kegiatan pengumpulan Data Penelitian Studi Kasus terdapat 5 teknik yaitu Wawancara Mendalam, Dokumentasi, Observasi langsung, Observasi terlibat, dan artifak fisik. 

Skema Penelitian Studi Kasus.

Selain itu Studi Kasus juga mempunyai beberapa keuntungan yang dinyatakan oleh Mulyana (2002:201) sebagai berikut:

1.Merupakan sasaran utama bagi penelitian empirik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.

2.Menyajikan uraian menyeleuruh mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

3.Merupakan sarana efektif untuk menunjukan hubungan antara peneliti dengan narasumber.

4.Memungkinkan pembaca menemukan konsistensi.

5.Memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atas tranferabilitas.

6.Terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomenas dalam konteks tersebut.

Lantas kapan Studi Kasus digunakan? Menurut Yin (1994)(dalam Tellis, 1997) mengajukan 4 aplikasi model Studi Kasus.

a.Untuk menjelaskan tautan sebab-akibat yang rumit (complex causl links) dalam intervensi kehidupan nyata.

b.Untukk menggambarkan konteks kehidupan nyata yang mana intervensi tersebut terjadi.

c.Untuk menggambarkan intervensi itu sendiri.

d.Untuk mengeksplorasi situasi-situasu tersebut yang mana intervensi-intervensi yang sedang dievaluasi tidak mempunyai set outcomes yang jelas.

Nah, dari definisi dan uraian ini saya berpendapat bahwa Studi Kasus bukanlah kegiatan yang mudah dilakukan. Contoh Studi Kasus di Indonesia yang saya ketahui yaitu pada awal kemunculan Covid-19 di Indonesia berbagai saluran tv sangat heboh dan ternyata Kasus Covid-19 di Indonesia jumlahnya jauh dari data resmi seperti yang tertulis di artikel Kompas.com pada tanggal 06/06/2021. Selain itu, saya juga membaca contoh Studi Kasus Analisis Perencanan & Strategi Komunikasi Birokrasi: Studi Kasus Tentang Implementasi Program Jenjang Jabatan Akademik Dosen di Kopertis Wilayah II Palembang milik Dosen saya yaitu Ibu Sumarni Bayu Anita S.SOS M.A, membaca Studi Kasusnya membuat saya kagum karena tulisan Abstrak beliau sangat padat, lugas, dan berkualitas.

Jika saya nanti mempunyai tugas untuk melakukan sebuah Studi Kasus, saya berpikir saya ingin membuat judul Penelitian "Studi Kasus Tentang Fenomena Social Selling di Social Media".

2) Etnografi Komunikasi

Berdasar materi yang saya baca, Penelitian Etnografi adalah metode kualitatif di mana peneliti mengamati dan/atau berinteraksi dengan subjek yang diteliti di lingkungan kehidupan nyata mereka. Metode Penelitian Etnografi dikembagkan oleh para antropolog sebagai cara mempelajari dan menggambarkan budaya manusia. 

Jika teman-teman ingin membuat sebuah Penelitian Etnografi yang baik, Spindler dan Hammmond (2000) menggambarkan beberapa karakteristik Etnografi yang baik yaitu:

1.Pengamatan partisipan yang diperluas

2.Peneliti berada dalam waktu yang lama di lapangan

3.Koleksi materi dalam volume besar seperti catatan, artefak, audio, dan kaset video

4.Keterbukaan, yang berarti tidak memiliki hipotesis khusus atau bahkan kategori observasi yang sangat spesifik pada awal penelitian.

Buku Teori-Teori Komunikasi.

Terdapat 3 jenis Penelitian Etnografi yaitu:

1.Holistik artinya peneliti harus memiliki empati dan melakukan identifikasi terhadap kelompok, mereka harus hidup seperti orang lokal. 

2.Semiotik artinya peneliti memeriksa bentuk simbolis yang digunakan oleh orang-orang dan menganalisisnya sehubungan dengan seluruh budaya yang berkembang dalam suatu kelompok.

3.Kritis artinya peneliti mencoba mengungkap apa yang biasanya tersembunyi dan tidak terucapkan dalam budaya dan mencari pada asumsi.

Selain itu terdapat 6 cara menuliskan penelitian Etnografi yakni:

1.Memilih proyek Etnografi

2.Menanyakan pertanyaan Etnografi

3.Mengumpulkan data Etnografi

4.Membuat catatan Etnografi

5.Menganalisis data Etnografi

6.Menulis laporan Etnografi

Salah satu contoh Studi Etnografi Komunikasi yang saya baca pada materi perkuliahan adalah Media Komunitas dan Konstruksi Identitas Kelokalan, Studi Etnografi Tentang Wongkito.net Bagi Blogger "Wong Kito" di Kota Palembang oleh Sumarni Bayu Anita S.SOS M.A. Kembali berpendapat, jika saya nanti membuat Studi Kasus Etnografi Komunikasi saya akan memilih judul penelitian "Studi Etnografi Komunikasi Algoritma Engagement Social Media pada platform Instagram".

3) Etnografi Virtual

Etnografi Virtual merupakan metodologi yang digunakan untuk menyelidiki internet dan melakukan eksplorasi terhadap entitas (users) saat menggunakan internet tersebut, menurut Cristine Hine (2000, 2015). Dalam Buku Etnografi Virtual : Buku Nasrullah, Rulli 2018 terdapat dua landasan berpikir awal yang ditekankan dalam mengkaji teknologi dan internet adalah perkembangan teknologi serta bagaimana teknologi serta bagaimana teknologi itu berkontribusi. 

Pertama, perkembangan teknologi haruus dilihat sebagai bagian(lapangan)dalam proses sosial. Kedua, pendekatan terhadap internet terkait teknologi dan sain menjadi arena baru dalam penelitian melihat bagaimana kegunaan dari teknologi sendiri serta efeknya terhadap masyarakat.

Pada materi yang saya baca ada pernyataan yang dinyatakan oleh Gauntlett (2000) bahwa kajian-kajian terhadap media, khususnya di abad ke-20 dan di masyarakat akademis barat telah memasuki abad pertengahan dengan maksud kajian media telah mendekati titik kulminasi atau istilahnya dalam "media studies was nearly dead: long live new media studies". 

Buku Etnografi Virtual.
 

Saya berpendapat mengenai pernyataan diatas bahwa orang/manusia/pelajar/mahasiswa/i yang mempelajari tentang media sedang berada dimasa yang sulit. Mengapa? karna media sudah berkembang dan bertumbuh dengan begitu luas, sehingga saya mahasiswi ilmu komunikasi merasa harus mengejar gap (jarak) yang sudah tertinggal begitu jauh dengan luar negeri dimana luar negeri sudah mempunyai fokus yang lebih dipersempit bagi mahasiswa/i yang mengambil perkuliahan Studi Ilmu Komunikasi, singkatnya Ilmu Komunikasi dan Media menjadi semakin banyak cabang yang otomatis kami juga harus semakin banyak belajar dan mencari tahu, jangan sampai kami mahasiswa/i Ilmu Komunikasi yang sekaligus mempelajari tentang media ketinggalan banyak hal dari fenomena pesatnya pertumbuhan media yang terjadi begitu cepat dimasa sekarang.

Analisis Media Siber Dalam Etnografi Virtual dengan judul Studi Kasus Famtrip GenPI Sumatera Selatan ke Lahat dan Pagaralam Tahun 2017 oleh Sumarni Bayu Anita S.SOS M.A yang saya baca pada materi yang dibagikan sangat menarik karena diangkat dari salah satu Pariwisata yang ada di Provinsi Sumatera Selatan yakni Kota Lahat. Hal ini membuat saya kembali berpikir jika saya melakukan Penelitian Etnografi Virtual saya ingin melakukan Studi Penelitian dengan judul "Analisis Cara yang dilakukan media industri Televisi mempertahankan integritas dan kepercayaan publik dalam menyajikan berita ditengah masyrakat yang sudah beralih ke dunia digital dalam Etnografi Virtual".

Materi yang saya rangkum merupakan inti sari dari pemahaman saya selama membaca dan belajar dari materi yang sudah diberikan oleh Dosen Pengampu dan juga beberapa buku yang saya miliki sebagai referesi belajar, semoga rangkuman materi untuk memahami Mata Kuliah Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif Bagian A ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan memberi semangat kepada teman-teman pembaca semuanya.

Saya ucapkan Terima Kasih sudah membaca tulisan saya, jangan lupa tinggalkan komen, kritik & saran yang membangun untuk blog saya!^^

Wassalamuallaikum wr wb.

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMAHAMI MATA KULIAH METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUALITATIF BAGIAN C

Assalamuallaikum wr wb.. Halo teman-teman semuanya, bertemu kembali dengan saya Salwa Tuq Sadiah Mahasiswi Semester 6 Ilmu Komunikasi Stisip...